Memiliki waktu muat halaman yang lambat adalah salah satu masalah website yang terbilang serius. Pasalnya, dari sisi SEO, website yang lemot memiliki kesempatan yang sangat kecil untuk dapat masuk ke page one Google. Namun, apa sebenarnya penyebab website lemot dan bagaimana cara mengatasinya?
Apa Penyebab Website Lemot?
Pada dasarnya, terdapat banyak hal yang dapat menjadi latar belakang penyebab website menjadi lambat atau lemot. Namun, secara umum, terdapat beberapa yang paling umum menjadi penyebab buruknya performa kecepatan website dan cara mengoptimasi website agar tidak lemot, sebagai berikut.
1. Performa Server yang Kurang Optimal
Performa server adalah kunci utama dari performa sebuah website, yang berkaitan dengan kecepatan. Pasalnya, jenis server dan lokasi server dapat berpengaruh signifikan pada kecepatan akses.
Contohnya LiteSpeed, telah terbukti memberikan kinerja 84% lebih cepat dibandingkan dengan Apache. Oleh sebab itu, pemilihan server yang sesuai dengan lokasi mayoritas pengunjung, sangat penting untuk menghindari loading yang lambat.
2. Kesalahan Konfigurasi Website
Kesalahan konfigurasi dapat menjadi penyebab website lemot lainnya. Pengaturan yang tidak tepat, seperti update, pengelolaan database, dan juga manajemen tautan, dapat menghambat kinerja suatu website.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa konfigurasi website disesuaikan dengan kebutuhan dan diuji secara menyeluruh untuk menghindari kesalahan.
Baca Juga: Konfigurasi DNS Server di Windows, Debian, dan CentOS
3. Penggunaan WordPress Versi Tidak Terbaru
Menggunakan versi WordPress yang telah usang juga adalah salah satu apa yang membuat website lemot.
Dengan menggunakan WordPress lawas, Anda akan melewatkan sejumlah pembaruan yang dapat membuat performa website menjadi lebih optimal. Selain itu, versi terbaru WordPress selalu memberikan perlindungan data yang lebih baik terhadap serangan malware dan hacker.
4. Tidak Memanfaatkan CDN
CDN (Content Delivery Network) dapat secara signifikan meningkatkan kecepatan website dengan menyimpan konten statis di sejumlah server yang tersebar di berbagai lokasi.
Hal ini memungkinkan pengunjung diakses dari server terdekat, mengurangi latency, dan mempercepat proses loading. Penggunaan CDN sangat disarankan, terutama jika target audience website tersebar di seluruh dunia.
Baca Juga: CDN (Content Delivery Network): Pengertian, Manfaat, dan Contoh
5. Database yang Terlalu Besar
Ukuran database yang terlalu besar juga dapat memperlambat waktu loading halaman website. Oleh karena itu, sebaiknya minimalisir lagi pengelolaan data yang tidak diperlukan, seperti deleted post yang masih tersimpan di trash atau menonaktifkan plugin yang tidak digunakan.
Pemeliharaan rutin database ini akan secara efektif dapat membantu menjaga kecepatan website Anda tetap optimal.
6. Penggunaan Gambar Tanpa Optimasi
Penyebab website lemot juga dapat berasal dari gambar pada halaman website. Gambar dengan ukuran besar dan format yang tidak dioptimalkan, dapat menjadi beban saat proses muat laman website.
Solusi untuk kondisi ini sendiri adalah melakukan optimasi gambar sebelum melakukan optimasi pada ukuran gambar yang Anda gunakan. Dalam hal ini, Anda sebaiknya mengompres gambar sebelum diunggah atau menyimpan gambar dalam format yang lebih ringan seperti Webp.
Jika ingin proses kompres gambar sendiri, Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan sejumlah tool gratis seperti TinyPNG dan Ezgif.
Telah Paham tentang Penyebab Website Lemot?
Jadi, terdapat banyak faktor penyebab website lemot, mulai dari kurang optimalnya performa server website, konfigurasi website yang salah, penggunaan WordPress lawas, hingga penggunaan gambar yang berat.
Demi meminimalkan potensi website menjadi lemot, pemilihan server dengan performa terbaik menjadi penting untuk Anda lakukan. Di sini, RackH dapat menjadi pilihan sempurna untuk pemenuhan kebutuhan server berkualitas tersebut.
Pasalnya, RackH menawarkan layanan cloud server dengan infrastruktur terbaik, yang menjamin performa dan keamanan data website Anda. Selain itu, tersedia beberapa paket cloud server dengan kapasitas penyimpanan mulai dari 40 GB hingga 160 GB yang dapat Anda pilih sesuai kebutuhan Anda.