Data center redundancy adalah faktor utama dalam memilih fasilitas pusat data untuk perusahaan Anda. Semakin tinggi redundancy sebuah data center, maka semakin bagus pula kualitasnya. Redundancy berkaitan erat dengan ketersediaan data dan layanan Anda, sehingga memengaruhi keseluruhan aspek bisnis.
Jika Anda berencana untuk menggunakan fasilitas data center atau hosting, maka Anda wajib mempelajari istilah redundancy terlebih dahulu. Lebih dari itu, Anda juga perlu memahami tingkatan-tingkatannya, serta pengaruhnya terhadap bisnis Anda. Semua tingkatan redundancy akan kita bahas secara lengkap di artikel ini.
Apa Itu Data Center Redundancy?
Redundancy adalah kunci dalam pengelolaan infrastruktur pusat data untuk memastikan ketersediaan dan performa layanan IT. Sederhananya, redundancy merujuk pada penggunaan komponen atau sistem cadangan siap pakai jika ada kegagalan pada sistem utama.
Data center redundancy sangat penting karena downtime atau kegagalan sistem dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi perusahaan. Dengan mengoptimalkan redundancy, data center dapat meminimalkan risiko downtime dan memastikan bahwa layanan Anda tetap tersedia, bahkan dalam situasi darurat.
Baca Juga: Apa itu Tier pada Sistem Data Center? Ini Definisi dan Tingkatannya!
4 Tingkat Redundancy Data Center
Dalam desain data center, ada beberapa tingkat redundancy yang dapat diterapkan, masing-masing dengan tingkat ketersediaan dan biaya yang berbeda. Berikut adalah beberapa tingkat redundancy data center yang paling umum:
1. N
Tingkat redundancy N adalah konfigurasi dasar di mana tidak ada komponen cadangan yang tersedia. Dalam desain N, setiap komponen tunggal, seperti server, jaringan, atau pendingin, adalah satu-satunya titik kegagalan.
Meskipun tingkat ini memiliki biaya awal yang lebih rendah, namun risiko kegagalan dan downtime yang tinggi juga perlu Anda pertimbangkan. Terutama jika bisnis Anda sangat bergantung pada ketersediaan data dan layanan digital.
2. N+1
Apa itu data center redundancy N+1 adalah peningkatan dari tingkat N, di mana terdapat satu komponen cadangan tambahan untuk setiap komponen utama. Misalnya, jika sebuah data center memiliki empat server utama, maka akan ada lima server secara keseluruhan, dengan satu server sebagai cadangan.
Model ini memberikan tingkat redundancy yang lebih tinggi daripada N, karena mampu menjaga ketersediaan layanan, bahkan jika satu komponen bermasalah. Namun, model ini masih memiliki beberapa titik kegagalan potensial dan mungkin tidak cukup untuk aplikasi yang bersifat critical.
Baca Juga: 7 Perbedaan Data Center dan Cloud, Ini yang Terbaik!
3. 2N
Tingkat redundancy data center 2N lebih tinggi dari N+1, di mana setiap komponen utama memiliki satu komponen cadangan independen. Dengan kata lain, setiap komponen utama memiliki duplikat yang siap digunakan jika terjadi kegagalan.
Model ini mengurangi risiko downtime hingga tingkat yang sangat rendah karena semua komponen utama memiliki cadangan. Meskipun biaya awalnya lebih tinggi, namun 2N merupakan pilihan yang lebih baik untuk aplikasi yang membutuhkan ketersediaan yang sangat tinggi.
4. 2N+1
Tingkat redundancy 2N+1 adalah peningkatan dari 2N, di mana satu komponen tambahan tersedia sebagai cadangan untuk ketersediaan maksimal. Model ini adalah pilihan yang paling tahan terhadap kegagalan karena memiliki cadangan ekstra untuk setiap komponen utama.
Namun, biaya tambahan untuk menyediakan komponen cadangan harus Anda pertimbangkan dengan hati-hati. Anda juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan teknis aplikasi dan data, supaya tidak mengeluarkan terlalu banyak biaya.
Baca Juga: 5 Perbedaan Utama Data Center vs Server, Pemula Wajib Tahu!
Sudah Memahami Apa Itu Data Center Redundancy?
Kesimpulannya, redundancy adalah tingkat ketersediaan yang dapat data center berikan pada fasilitas mereka. Data center redundancy mengacu pada penanganan masalah, yaitu sejauh mana data center tetap dapat mengutamakan uptime ketika terjadi kegagalan pada komponen server.
Menyadari pentingnya redundancy, layanan Cloud Hosting dari RackH berhasil mencapai uptime hingga 99%. Salah satu kuncinya terletak pada bandwidth tanpa batas, yang memastikan bahwa Anda tidak harus membatasi jumlah pengunjung pada website Anda.
Faktor lain yang kerap memicu terjadinya server down adalah serangan siber. RackH menyediakan proteksi anti DDoS untuk melindungi server dari hacker. Proteksi ini menjaga website dan data Anda tetap aman dan selalu tersedia 24/7. Utamakan redundancy, pilih Cloud Hosting dari RackH untuk website Anda!