Saat ini, layanan adalah satu poin penting yang jadi penilaian para penggunanya. Tak heran mulai banyak perushaan yang membentuk tim DevOps untuk membuat aplikasi layanan pelanggan secara independen. Demi peningkatan keberhasilan, mempelajari microservices adalah poin yang harus devops engineer tekankan!
Metode ini terbilang ampuh, karena menerapkan banyak layanan dalam satu aplikasi. Lantas, sebenarnya apa saja poin penting yang harus Anda pahami saat belajar microservice? Baca artikel ini sampai selesai, ya!
Baca Juga: Memahami Apa Itu DevOps, Tugas, dan Skill Wajib di Bidang IT
Apa Itu Microservices?
Untuk meningkatkan pemahaman pada metode pengembangan sistem ini, ada baiknya Anda mempelajari teori dasarnya. Mulai dari memahami layanan mikro yang termasuk metode khusus dalam pengembangan sistem perangkat lunak berbasis API (Application Programming Interface).
Secara teori, microservices adalah suatu desain arsitektur yang menjadi pedoman pengembangan aplikasi. Istilah mikro merujuk pada struktur khusus dalam pembuatan aplikasi yang terbentuk dari berbagai unit layanan berbeda.
Uniknya, walaupun menjalankan fungsi yang berbeda, semua unit saling terhubung untuk membentuk satu sistem layanan besar yang terintegrasi. Sederhananya, bayangkan Anda membangun banyak aplikasi kecil yang masing-masing fungsinya melengkapi layanan besar dari sebuah bisnis atau layanan tertentu.
Arsitektur pengembangan ini sering disebut dengan super-app oleh kalangan pelaku bisnis startup. Misalnya, Gojek memasukkan apa itu microservice berupa layanan GoRide, GoCar, GoFood, dan lain-lain dalam satu aplikasi. Atau aplikasi Shopee yang memasukkan microservice seperti ShopeeFood, SPayLater, dan lain-lain.
Karakteristik Microservices
Jika Anda ingin belajar microservice, maka ada baiknya Anda memahami karakteristik uniknya, yaitu:
1. Terdiri dari Berbagai Unit
Ciri-ciri yang paling menonjol dari arsitektir microservices adalah membagi aplikasi utama menjadi unit yang lebih kecil. Termasuk unit khusus layanan atau produk, server, database, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Database Server: Pengertian dan Fungsi Utamanya
2. Bersifat Autonomous (Mengangkat)
Jika Anda amati lebih dalam, setiap fitur atau unit dalam microservices dapat Anda klasifikasikan sebagai aplikasi terpisah. Karena sebenarnya pengembangannya dapat Anda luncurkan secara independen, tanpa mempengaruhi unit lainnya.
3. Memiliki Specialization (Fungsi Khusus)
Setiap unit juga memiliki rancangan dengan fungsi khusus, yang mana berbeda satu sama lain. Tujuannya sudah pasti untuk menyelesaikan masalah yang lebih spesifik dengan pemecahan waktu yang lebih cepat.
4. Mayoritas Fokus untuk Kebutuhan Bisnis
Sudah cukup jelas jika microservices adalah teknologi yang pengembangannya sangat cocok untuk membantu perusahaan. Utamanya dalam membantu mencapai kebutuhan bisnis dengan menyediakan berbagai layanan dalam sebuah aplikasi.
Kelebihan Menggunakan Microservices
Ada beberapa kelebihan yang membuat banyak DevOps Engineer berbondong-bondong belajar microservice, di antaranya adalah:
1. Desentralisasi
Aplikasi sejenis ini memungkinkan pengguna untuk memiliki sistem yang lebih desentralisasi, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada satu komponen. Hal ini cukup membantu jika satu unit aplikasi bermasalah, maka tak akan mempengaruhi layanan lainnya.
2. Aksesibilitas
Konsep desentralisasi memungkinkan tiap divisi untuk melakukan kolaborasi dan mengembangkan unit yang berbeda tanpa mempengaruhi satu sama lain. Bahkan, tidak akan mempengaruhi fungsi utama dari aplikasi tersebut.
3. Proses Adaptasi Lebih Cepat
Menggunakan apa itu microservice memungkinkan aplikasi dan tim untuk saling beradaptasi dengan perubahan. Utamanya perubahan terkait permintaan pelanggan yang lebih fleksibel dan efisien daripada pendekatan monolitik tradisional.
4. Skalabilitas yang Lebih Fleksibel
Karena sifat desentralisasinya, setiap unit dan layanan berkesempatan untuk berkembang sesuai kebutuhan. Bahkan, aplikasi ini memungkinkan Anda menggunakan teknologi yang berbeda, baik itu dari segi framework ataupun bahasa pemrograman.
5. Maintenance Lebih Mudah
Tak hanya pengembangan, pengoperasiaon dan maintenance aplikasi akan lebih mudah. Karena pada dasarnya setiap unit dapat beroperasi secara independen, tanpa mempengaruhi komponen lain.
Microservices Adalah Pendekatan Pengembangan Terpopuler
Secara mekanisme kerja dan kelebihan yang ada, mempelajari teknologi microservices adalah mendatangkan banyak manfaat. Namun, perlu Anda ingat bahwa dalam pengembangan aplikasi yang sederhana pasti akan selalu datang dengan banyak kekurangan.
Misalnya kompleksitas yang lebih tinggi, serta memerlukung resources yang lebih besar tentunya. Jadi, lakukan berbagai analisa dan percobaan, serta pilih dukungan yang baik. Terutama pada sisi server yang akan menjadi pusat lalu lintas data aplikasi Anda.
Untungnya, Anda dapat memilih provider server terbaik seperti RackH yang siap bantu penuhi berbagai kebutuhan server. Dengan pengalaman dan jam terbang yang tinggi, aplikasi Anda bisa berkembang sukses. Jadi tunggu apalagi? Mari wujudkan aplikasi impian dengan server terbaik dari RackH!