Sniffing: Pengertian, Jenis, dan Cara Kerjanya

Sniffing adalah istilah yang kerap disebut, khususnya jika berkaitan dengan keamanan data. Pada dasarnya, ini merupakan aktivitas yang bisa digunakan untuk tujuan positif dan negatif, menyesuaikan bagaimana Anda menerapkannya. Mari simak untuk memahami apa itu sniffing, jenis, cara kerja, hingga metode untuk mencegahnya!

Pengertian Sniffing

Berdasarkan pengertian umum, sniffing adalah sebuah proses memantau serta menganalisis traffic data yang ada di jaringan komputer. Aktivitas tersebut dilakukan melalui hardware atau software khusus bernama sniffer.

Dalam konteks positif, yang melakukan aktivitas ini biasanya adalah para administrator jaringan. Mereka menggunakan cara ini untuk melakukan pengecekan terhadap kinerja jaringan serta mendeteksi potensi masalah yang mungkin muncul.

Sementara dalam konteks negatif, yang melakukan hal ini adalah hacker atau peretas. Sebab, mereka ingin mendapatkan data penting dan sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, maupun informasi kartu kredit.

Jenis-jenis Sniffing

Jenis-jenis sniffing adalah seperti berikut.

Passive sniffing: Melalui jaringan hub, data yang proses sending di jaringan akan diterima seluruh perangkat. Tugas sniffer di sini hanya memantau traffic secara pasif.
Active sniffing: Aktivitas yang biasanya berlangsung di jaringan switch. Sniffer akan mengirimkan data palsu alias spoofing agar mengarahkan lalu lintas atau traffic menuju perangkat yang membuat sniffer berhasil menangkap paket data.

Cara Kerja Sniffing

Sniffing bekerja dengan cara menangkap paket data melalui jaringan. Biasanya paket data tersebut akan berisi informasi krusial seperti alamat penerima, alamat pengirim, maupun konten atau isi yang dikirim. Prosesnya bisa terjadi dalam beberapa tahapan, berikut uraiannya.

1. Collection

Pertama adalah pengumpulan data atau collection. Pada tahap ini, lalu lintas data akan dipantau dan sniffer akan mengubah interface serta mengumpulkan paket data melalui jaringan.

2. Conversion

Cara kerja selanjutnya dari sniffing adalah tahapan conversion. Data yang sudah terkumpul dalam bentuk binary akan sniffer ubah menjadi format yang lebih mudah dipahami. Proses ini penting agar data dapat sniffer analisis lebih lanjut.

3. Analysis

Data yang sudah melalui tahapan konversi akan sniffer pecah dalam blok-blok protokol sesuai dengan transmisi data. Tujuannya untuk mencari informasi yang berguna.

4. Data Extraction

Terakhir adalah tahap pengambilan data yang sniffer anggap berharga. Data ini dapat digunakan secara bebas, baik secara negatif maupun positif.

Solusi untuk Mencegah Sniffing

Agar jaringan Anda terlindungi dari aktivitas ini, terdapat beberapa langkah pencegahan seperti berikut.

Gunakan protokol enkripsi: Anda harus menggunakan protokol terenkripsi. Beberapa protokol tersebut seperti SSL/TLS, HTTPS, maupun VPN yang akan memproteksi data di dalam transmisi.
Gunakan perangkat keamanan: Anda perlu memasang IDS atau Intrusion Detection System, firewall, maupun perangkat keamanan jaringan lain yang mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan.
Switching network: Menggunakan jaringan switch daripada hub karena mampu mengurangi risiko adanya passive sniffing.
Terapkan MAC Address Binding: Langkah ini terbukti efektif dalam mencegah spoofing pada jaringan ARP.
Edukasi pengguna: Pastikan bahwa pengguna benar-benar memahami risiko menggunakan jaringan publik. Selain itu, pengguna juga harus paham pentingnya memakai koneksi aman.

Sudah Memahami Apa Itu Sniffing?

Kesimpulannya, meski bisa untuk tujuan positif seperti troubleshooting, sniffing adalah aktivitas yang dapat berbahaya terhadap keamanan data. Nah, jika ingin melindungi website atau bisnis online yang Anda jalankan dari aktivitas ini, Anda bisa berkonsultasi dengan Rackh yang menawarkan jasa server management.

Tim profesional dan berpengalaman dari Rackh akan memberi solusi dan tindakan preventif untuk memberi perlindungan maksimal agar terhindar dari cyber crime. Mari pakai layanan terpercaya dan kredibel hanya dari Rackh.com!